Tugas FKIP: Contoh Profesi Pendidikan Guru

Berikut adalah contoh PROFESI PENDIDIKAN
Tugas Kuliah Fakultas Guru Ilmu Pendidikan Prodi B. Inggris.



***************

PROFESI PENDIDIKAN
Sefi Ariyantika
FKIP/B.Inggris/II.A
061210036
===================================================================

1.     Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional meliputi :
1.      Kompetensi Pedogegik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasioanal Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasai manajemen kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.
2.      Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewas, arif, dan berwibawa, menjadi menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wari Handayani. (di depan guru memberi teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang memberikan dorongan/motivasi).
3.      Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya guru harus memiliki pengetahuan luas berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan kependidikan.
4.      Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d). Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.


2.     Keterampilan Dasar Mengajar Guru
1.      Keterampilan Membuka Pelajaran (Set Induction Skills)
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulai pembelajaran. Membuka pelajaran (set induction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang aka dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif  terhadap kegiatan belajar. Menurut Abimanyu (1984) membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi/suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terfokus pada hal-hal yang akan dipelajari. Jadi membuka pelajaran merupakan pengondisian awal agar mental dan perhatian siswa terpusat pada materi yang akan diajarkan serta memiliki motivasi yang tinggi untuk terus mengikuti pembelajaran sampai selesai dengan semangat dan konsentrasi tinggi.
2.      Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)
Memunculkan aktualisasi diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan cara bertanya. Bertanya sangat biasa dilakukan siswa dalam tiap kesempatan, untuk itu guru harus mampu memfasilitasi kemampuan bertanya siswa untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut John I Bolla (1985) dalam proses pembelajaran setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa perlu dilakukan, agar siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Artinya pertanyaan dapat berupa kalimat tanya atau dalam bentuk suruhan, sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif.
3.      Ketrampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills)
Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian penguatan (reinforcement/reward) lebih efektif dibandingkan dengan hukuman (punishment). Secara psikologis individu membutuhkan penghargaan atas segala usaha yang telah dilakukannya, apalagi pekerjaan itu dinilai baik, sukses, efektif dan seterusnya. Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam bentuk penguatan verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti seratus, excellent, bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat, sentuhan, elusan, pendekatan, dan sebagainya, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu tindakan dorongan sehingga perbuatan tersebut terus diulang.
4.      Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Skills)
Peserta didik adalah individu yang unit, heterogen dan memiliki interes yang berbeda-beda. Siswa ada yang memiliki kecenderungan auditif, yaitu senang mendengarkan, visual, senang melihat dan kecenderungan kinestetik, yaitu senang melakukan. Karena itulah guru harus memliki kemampuan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan multisumber, multimedia, multimetode, multistrategi, dan multimodel. Biarlah pembelajaran dilakukan secara klasikal, tapi sentuhan harus individual. Artinya guru perlu menggunakan media, alat peraga untuk siswa yang visula, dan guru harus mengadakan diskusi, eksperimen, demonstrasi dan praktik untuk siswa yang kinestetik. Bila guru telah melakukan hal tersebut berarti guru telah menyentuh masing-masing interes siswa.
5.      Keterampilan Menjelaskan (Explaining Skills)
Tugas guru yang utama adalah mengajar. Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa (transfer of knowledge). Di sini guru dituntut untuk mampu menjelaskan materi pelajaran kepada siswa secara profesional. Dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk bertanya. Untuk menanggapi pertanyaan tersebut seorang guru harus mampu menjelaskan secara sistematis dan logis.
6.      Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Untuk itu keterampilan guru harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil.
7.      Keterampilan Mengelola Kelas
Menurut Uzer Usman (1992:89) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif.

8.      Keterampilan Pembelajaran Perseorangan
Pembelajaran individual adalah pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan interes siswa. Walaupun untuk kondisi pendidikan di Indonesia sangat jarang dilakukan. Namun, pada hakikatnya guru dapat melakukannya, biar pun pembelajaran dilakukan secara klasikal, namun sentuhan tetap individual. Guru dapat melakukan variasi, bimbingan, dan pengunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan sentuhan kebutuhan individual.
9.      Keterampilan Menutup Pelajaran (Closure Skills)
Yang dimaksud dengan menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran meyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.


3.     Penggunaan Media dan Sumber Belajar
Hal ini yang harus dimonitor dalam pelaksanaan pembelajaran adalah penggunaan media dan sumber belajar yang digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini penting karena keadaan siswa sangat heterogen, ada siswa yang tipenya auditif, visual dan kinestetis. Keheterogenan siswa ini dapat dijembatani bila guru menggunakan multimedia dan berbagai sumber belajar. Hasil riset BAVA (British Audio Visual Aids) memaparkan bahwa hasil pembelajaran yang tidak menggunakan media hanya terserap 13% dari keseluruhan materi yang telah diberikan. Dengan menggunakan media pemeblajaran perolehan bahan ajar yang terserap dapat ditingkatkan sampai 86%. Untuk itu para guru yang telah melaksanakan pembelajaran jika belum menggunakan media pembelajaran jangan merasa puas dulu, bisa jadi yang terserap hanya 13% seperti yang telah diungkapkan oleh BAVA di atas.
Dalam komponen kurikulum, maka kedudukan media ini bisa sejajar dengan metode, karena metode yang dipakai dalam suatu proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang bisa diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Oleh karena itu, kedudukan media dalam suatu pembelajaran sangat penting, walaupun sampai saat ini media mungkin tidak begitu dipahami secara spesifik terutama dari sudut pandang klasifikasi.




4.     Pengertian Sumber Belajar

A. Pengertian Sumber Belajar By Design
Pada dasarnya sumber belajar adalah semua potensi yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun untuk mengembangkan kemampuan seseorang, atau megembangkan proses belajar seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dapat diketahui bahwa sumber belajar merupakan salah satu komponen system instruksional yang dapat berupa: pesan, orang, bahan, peralatan dan latar (lingkungan).
Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen system instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Dan juga sumber belajar by design merupakan sumber belajar yang dibuat secara sengaja yang dibuat untuk keperluan belajar. Contohnya adalah buku pelajaran, modul,dll.

B.  Pengertian Sumber Belajar By Utilization
                        Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar. Contohnya adalah kebun binatang, tokoh agama, tokoh masyarakat, surat kabar, museum, film, tenaga ahli,pejabat pemerintah, dll.
      Mengingat begitu luasnya sumber belajar, maka perencanaan yang matang mesti dilakukan. Beberapa sumber belajar yang dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan adalah:

1.      Perpustakaan
             Selama ini perpustakaan disekolah hanya sebagai pelengkap. Padahal keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar. Perpustakaan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan perpustakaan pun dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antara kelompok belajar. Oleh karena itu sebuah perpustakaan  harus memnuhi persyaratan minimal yang meliputi: perpustakaan dikelola secara baik, tersedianya literature (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai bacaan, majalah, kamus dll, memiliki ruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga siswa betah berlama-lama diperpustakaan, kemudahan siswa untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran.

2.   Media belajar/Alat peraga
                                        Media belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bias digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran. Media tersebut baik dibuat sendiri maupun karya orang lain. Berbagai media yang ada perlu digunakan secara optimal dan tentu saja harus dipelihara dan dijaga kelayakannya. Media yang telah rusak segera diperbaiki bahkan diganti. Media yang belum ada dan sekiranya berguna perlu dipikirkan untuk dimiliki, dengan cara membeli atau mengajukan bantuan. Media yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi). Biasanya dengan menggunakan media seperti ini pembelajaran akan lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya.

3.  Majalah dinding
             Sumber belajar ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran bahasa Indonesia/inggris. Madding dapat menjadi sarana penyebar informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa karangan, puisi, cerpen dll. Disamping itu madding bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca, terdorong berkarya sekaligus bias saling belajar atau menilai antar karya satu dengan yang lainnya. Dalam pengelolaanya perlu bimbingan dan pembinaan dari guru terutama guru bahasa. Sedangkan dalam pelaksanaannya bias dibentuk sebuah pengurus madding ditiap kelas atau tingkat sekolah. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola madding secara baik dan berkesinambungan. Disamping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber yang sudah ada di sekeliling sekolah dan masyarakat. Sumber belajar yang dapatdimanfaatkan dan berada di masyarakat misalnya:
Ø    Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan)
Ø    Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan
Ø    Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja)
Ø    Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah dll)



5.      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Ø  Identitas Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan                        : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Kelas                                 : XII
Semester                            : I (Satu)
Program Keahlian             : Semua bidang kejuruan
Mata Pelajaran                  : Bahasa Inggris
Tema/Materi                      : Expression
Jumlah Pertemuan : 3 Pertemuan
Ø  Standar Kompetensi
Berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada level Intermediate
Ø  Kompetensi Dasar
Ø  Memahami makna dalam wacana tulis Interpersonal, Transaksional dan Text Fungsionaal pendek berkaitaan dengan kehidupan sehari-hari, pekerjaan dan keprofesian.
Ø  Indikator Pencapaian Kompetensi
Disajikan sebuah audio visual yang menunjukkan seseorang berkomunikasi dengan dialog expression dan responses.
Ø  Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menggunakan berbagai macam ungkapan untuk menyataakan hobby atau kegemaran secara tepat.
Ø  Metode Pembelajaran
Penerapan model pembelajaran kolaboratif, pada model ini peserta belajar dituntut berperan secara aktif dalam bentuk belajar bersam atau kelompok, yang membentuk kemampuan interpersonal siswa.

ü   Kegiatan Pembelajaran

1)      Pendahuluan
v  Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
v  Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
v  Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetisi dasar yang akan dicapai.
v  Menyampaikaan cakupan materi dan penjelasan.
v  Uraian kegiatan sesuai silabus.


2)      Inti
v  Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
v  Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dan guru dan sumber lainya.
v  Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lainya.
v  Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3)      Penutup
v  Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran.
v  Melakukaan penilaian atau refleksi terhadap yang sudah dilakukan secaraa konsisten dan terprogram.
v  Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
v  Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran Remidi, program pengayaan, memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai materi.
v  Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.


Daftar Pustaka

Rusman. 2012. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

0 Response to "Tugas FKIP: Contoh Profesi Pendidikan Guru"

Post a Comment